JAKARTA – Saham emiten batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) anjlok pada sesi I perdagangan 1 Oktober 2024.
CAHAYANEWSKEPRI.COM – Di sekitar pukul 10.18 WIB saham PTBA merah 2,27% ke Rp 3.010. Sudah sebanyak 15,85 juta saham Bukit Asam diperdagangkan, frekuensi 5.623 kali, dan nilai transaksi Rp 47,87 miliar.
Sebelumnya pada perdagangan 30 September kemarin, saham Bukit Asam juga turun 1,91%. Sebanyak 37,41 juta saham PTBA ditransaksikan, frekuensi 11.254 kali, dan nilai transaksi Rp 116,1 miliar.
Saham PTBA cukup banyak didistribusikan kemarin. Broker JP Morgan Sekuritas membukukan net sell Rp 15,3 miliar dan UBS Sekuritas Indonesia net sell Rp 12,7 miliar.
Saham Bukit Asam juga dilepas asing dengan mencatatkan net sell mencapai Rp 53,5 miliar pada perdagangan kemarin.
Saham Bukit Asam (PTBA) malah anjlok padahal ada ramalan bagus mengenai saham ini.
Pemerintah Indonesia hampir menyelesaikan pembentukan mitra instansi pengelola (MIP) untuk mengelola iuran batu bara. Hal ini akan membuat salah satu emiten, yakni Bukit Asam (PTBA) untung besar.
Berdasarkan perhitungan Verdhana, laba bersih PTBA bakal mencapai US$ 500 juta pada 2025, naik 65% dari proyeksi sebelumnya US$ 305 juta.
Sejalan dengan itu, valuasi saham PTBA akan menggiurkan setelah skema MIP berlaku. PER saham PTBA turun dari 7,4 kali menjadi 4,5 kali,
Sementara itu, Pilarmas Sekuritas mencatat, dengan adanya MIP ini, perusahaan batu bara yang tidak memenuhi kewajiban pasar domestik, harus membayarkan iuran yang akan dikelola oleh MIP. Nah iuran tersebut akan digunakan untuk insentif kepada perusahaan batu bara lainnya yang telah memenuhi DMO. [Darwis]