PENDOPO, (CNK) – Setiap Jum’at pagi di minggu kedua dan terakhir siswa-siswi SD Negeri 08 Desa nanjungan kecamatan pendopo mengawali hari dengan kegiatan Yasinan bersama. Rutinitas ini telah menjadi tradisi yang bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai spiritual dan keimanan peserta didik.
Kegiatan ini dilaksanakan di halaman sekolah bila cuaca cerah, dan kadang kala diadakan di dalam ruang kelas bila hari mendung atau hujan, dengan dipandu oleh guru agama. “Kami ingin menanamkan kebiasaan membaca Al-Qur’an sejak dini agar anak-anak tumbuh dengan jiwa yang Qur’ani,” ujar Bapak Mei Feri Zami (kepala sekolah). Jum’at (14/11/2025).
Kegiatan Yasinan ini tidak hanya diikuti oleh siswa, tetapi juga oleh para guru dan staf sekolah. Mereka berkumpul sebelum pelajaran dimulai untuk bersama-sama membaca Surah Yasin dan doa-doa perlindungan.
Menurut Kepala SD Negeri 08 Pendopo I kegiatan ini juga bertujuan untuk mempererat ukhuwah islamiah antarwarga sekolah.
“Selain sebagai ibadah, Yasinan Jum’at juga menjadi sarana silaturahmi dan pembinaan karakter siswa,” jelasnya.
Para siswa terlihat antusias mengikuti kegiatan ini, bahkan ada beberapa siswa yang sudah hafal sebagian ayat dari Surah Yasin.
“Saya senang Yasinan setiap Jum’at karena rasanya tenang dan dapat pahala,” kata Putri, salah seorang siswi kelas V.
Orang tua siswa juga menyambut baik program ini karena dinilai mampu membentuk kepribadian religius anak-anak di tengah perkembangan zaman yang semakin modern.
Selain Yasinan, SD 08 Kecamatan Pendopo juga mengadakan tausiyah singkat yang disampaikan oleh guru atau siswa yang telah dipilih. Materi yang dibahas beragam, mulai dari pentingnya menuntut ilmu, akhlak mulia hingga kisah-kisah inspiratif dari para Nabi.
“Dengan adanya tausiyah, anak-anak tidak hanya membaca, tetapi juga memahami pesan-pesan kebaikan dalam Al-Qur’an,” tambah Bu Nazmin.
Kegiatan rutin ini menjadi bukti komitmen SD 08 Kecamatan Pendopo dalam mencetak generasi yang cerdas dan berakhlak Qur’ani. Diharapkan, tradisi Yasinan Jum’at ini dapat terus dilestarikan dan memberikan dampak positif bagi kehidupan spiritual siswa-siswi di masa depan.
“Semoga kegiatan ini menjadi amal jariyah dan pemberat timbangan kebaikan di hari akhir nanti bagi semua yang terlibat,” tutup Sapridariani dengan penuh harap. (R01/DEKI)
![]()




































