Lingga, Kepri – Pelaksanaan Bimtek Kades se – Kabupaten Lingga yang dilaksanakan di Hotel Pasific Palace pada 16 – 19 Maret 2023 tempo hari, memang sempat menuai kritikan, bahkan ada juga sebagian Kades yang agak keberatan atas kegiatan yang terkesan terlalu dipaksakan itu. Pasalnya rasa capek dan rasa lelah masih membekas dirasakan sebagian kades di Kabupaten Lingga itu, apa tidak? dalam bulan maret ini saja kegiatan memang lumayan cukup padat.
CAHAYANEWSKEPRI.COM – Bayangkan saja, tanggal 4 sampai dengan tanggal 10 Maret, Kades bersama dengan Camat masing-masing menggelar STQ Tingkat Kabupaten Lingga ke X, lalu pada tanggal 8 sampai dengan tanggal 11 maret, para kades Kabupaten Lingga mengikuti Bimtek Ketahanan Pangan di Batam, lalu berselang 5 hari kemudian, kembali diminta mengikuti Bimtek Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa Tahun 2023 yang digelar pada tanggal 16 sampai dengan tanggal 19 Maret.
Dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan di Bulan Maret itu, perlu juga diketahui bahwa, pada akhir bulan Februari 2023 lalu, Kades se – Kabupaten Lingga menghadiri Bimtek dengan Kementerian tertentu di Jakarta, jadi memang terlalu lelah bagi sejumlah Kades yang barang kali staminanya mulai melemah, dan hal itu tentunya sangat dimaklumi.
Tentu saja bagi sejumlah kades yang barang kali sudah merasa sangat lelah itu, sehingga tercetuslah berbagai alibi dan pendapat, tentu saja itu merupakan hal yang lumrah didalam kehidupan sosial kita.
Namun apapun alasan, nampaknya simpang siur kabar tentang Bimtek yang beberapa kali dilaksanakan tersebut, perlu juga diluruskan, agar jangan sampai timbul perbedaan dan penilaian yang semakin meruncing.
Maka untuk mengklarifikasi berita yang simpang siur mengenai pelaksanaan Bimtek yang dimaksud, maka pada senin siang (20/03/2023) saudara Tri Frianto yang akrab disapa Bang Jang yang notabenenya sebagai Kades Sungai Buluh, Kecamatan Singkep Barat didampingi rekan Kades yang ada di Singkep. Mereka telah menyambangi Sekretariat AJOI DPC Kabupaten Lingga beralamat di Dabo Singkep, selain dalam upaya untuk mengklarifikasi simpang siur kabar tersebut, sekali gus berkunjung dalam bentuk silaturrahmi dengan rekan-rekan wartawan di organisasi AJOI DPC Kabupaten Lingga. Kehadiran Kades beserta rekan sesama Kades diterima langsung oleh Ketua AJOI DPC Kabupaten Lingga, saudara Zulkarnaen, S.Pd.i dengan ramah.
Dalam temu ramah itu, menyangkut tentang pemberitaan Bimtek sebagaimana yang diberitakan oleh beberapa media yang tergabung diorganisasi AJO Indonesia DPC Kabupaten Lingga, mewakili sejumlah Kepala Desa se-Kabupaten Lingga, Bapak Tri Frianto menjelaskan “Menanggapi statement Kades berinisial A, yang mengatakan BIMTEK itu menghabiskan dana 8 sampai 10 juta untuk sekali bimtek di batam dan 10 sampai 15 juta untuk di Jakarta, barang kali itu agak keliru”.
“Perlu kami luruskan, sesungguhnya anggaran Bimtek itu menggunakan Anggaran Dana Desa yang memang sudah diploting didalam pos anggaran untuk kegiatan tersebut ini, kalaupun kami mengeluarkan dana lebih dari 5 juta untuk sekali acara Bimtek itu, ya tentunya menggunakan dana pribadi”. Ungkapnya.
Lanjut Tri Frianto “Kalau dikatakan menghabiskan 8 sampai 10 juta yang dikeluarkan melalui dana ADD itu, jelas itu tidak benar, dan apa yang disampaikan oleh Kades A itu jelas salah besar, apa lagi dia seorang kades yang aktif sekarang ini, seharusnya dia tau betul berapa biaya bimtek itu?”
“Untuk transparansi yang perlu juga publik ketahui, untuk anggaran Bimtek tersebut, baik itu di Batam maupun di Jakarta, uang distribusi nya hanya dianggarkan 5 juta dan diluar itu ditambah biaya tiket PP, biaya pas pelabuhan, biaya hotel, uang harian 1 hari dihitung 150 ribu x jumlah hari pelaksanaannya, dan hanya anggaran untuk itu saja yang di klaim didalam laporan atau SPJ desa”. Ujarnya.
“Jadi kabar tentang anggaran Bimtek hingga mencapai 10 dan belasan juta sekali kegiatan, sungguh itu sangat keliru sekali” tegas Tri Frianto.
“Hanya kalau ke Jakarta mungkin memang agak lebih, berhubung menambah ongkos tiket pesawat, dan harga tiket pesawat pun sangat berpariasi, namun tetap kami harus lampirkan harga tiket dengan dibuktikan keberadaan tiket dan pasnya”.
“Disamping urusan anggaran yang sudah saya paparkan diatas, kali ini saya ingin menyampaikan hal yang sangat mustahak, untuk teman-teman dari LSM yang menanggapi kegiatan kami itu,saya menghargai pendapat saudara-saudara, tapi diharapkan tolonglah dikonfirmasikan dulu kepada kami, agar duduk persoalannya bisa jelas”.
“Menurut saya, teman teman LSM dalam memberi tanggapan dan pendapat, itu sah-sah saja, namun harapan saya, sebelum teman-teman berstatement, mohonlah dilihat dan cermati dulu agar tidak terjadi salah persepsi, biar kita sama-sama enak”
“Satu hal yang paling utama, karna kita ini semua berteman dan saling kenal, bisa saja kita juga ada tali persaudaraan, jadi sekali lagi ingin saya sampaikan, pada kesempatan ini, sifat nya kami hanya berusaha meluruskan, dan yang paling saya garis bawahi, untuk teman-teman di Apdesi saya berharap saling mengerti lah, kegiatan kita ini dilaksanakan demi meningkatkan kompetensi kita sebagai Kades”.
“Untuk klasifikasinya, kegiatan yang kita laksanakan, acara di tingkat kabupaten, itu wilayahnya DPC, dan untuk acara provinsi, itu ranahnya DPD, jadi kita saling menghargai agar jadi enak, contohnya saya ini, kalau didesa saya, saya ini seorang kades, tapi saya juga berstatus warga RT dimana saya tinggal,itu lah maksud saya, bukan mentang-mentang saya kades, lalu saya mengecilkan RT saya, ya tidak demikianlah”
“Baiklah diakhir kata, disini saya hanya lah manusia biasa yg juga punya banyak salah dan perlu belajar dan petunjuk dari para senior dan yang lebih tua dan berpengalaman, dan terakhir saya ucapkan terima kasih” demikian uraian Tri Frianto Kades Sungai Buluh mengakhiri.
Pewarta : Suryadi Hamzah