Ket. Gbr; Poto Plang papan nama seperti berdiri ditengah hutan saja
Lingga, Kepri – Siapa yang tidak kesal mendengar kabar kegagalan BUMD PT.Pembangunan Selingsing Mandiri milik Pemda Lingga itu, dikabarkan pengelolaannya sampai bangkrut begitu, sementara tidak tanggung tanggung, dikatakan anggaran penyerta modal awalnya hingga mencapai angka 13 milyar rupiah, sungguh ini bukan nilai yang kecil.
CAHAYANEWSKEPRI.COM – Terbayangkan betapa Cerobohnya perpanjangan tangan pemegang kebijakan negeri Lingga itu dalam menitipkan amanah pengelolaan BUMD yang merupakan aset usaha daerah tersebut.
Terbukti bahwa, dengan tutupnya usaha produksi kemasan air meniral merk Gunung Daik itu, merupakan barometer ketidakmampuan mereka dalam meminit bisnis daerah ini.
Minim sekali Sumber Daya Manusia yang dipercayakan untuk mengelola Badan Usaha Milik Daerah itu, termasuk minim juga pemikiran para pihak yang memiliki hak untuk pengaturan mekanisme pengelolaan usaha daerah itu, karena salah memilih pengelola, sehingga usaha milik daerah itu jadi gulung tikar.
Mengawali berita pagi ini, terkait kemunduran pengelolaan BUMD PT.Pembangunan Selingsing Mandiri milik Pemda Lingga itu.
Sebagian tokoh masyarakat dan Pemuda Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, khusunya yang berdomisili dikota Dabo Singkep, mereka menilai Direktur BUMD Lingga itu tidak memiliki kemampuan bisnis, terlebih lagi Satriyadi Ketua LAMI Kabupaten Lingga, Dia menyoroti kegagalan BUMD tersebut dengan mengungkapkan kekesalannya
“Jika Direktur BUMD PT.Pembangunan Selingsing Mandiri beserta awak-awaknya itu, jika memang mereka sudah tidak memiliki kemampuan lagi dalam pengelolaan aset Daerah itu, ya jangan terus dipertahankan, serahkan saja kepada orang yang mampu untuk mengelolanya, saya mendengar sudah banyak pihak ketiga yang tertarik untuk mengelolanya, ya lepaskan saja Bung Direktur, jangan anda arogan begitu, anda orang yang gagal, jadi mundur saja, serahkan saja hal ini kepada Bagian Ekonomi Pemda Lingga itu untuk meneruskan programnya, karena saya tau sebagai Leadership nya dibagian pengelolaan BUMD ini adalah Bagian Ekonomi Setdakab Lingga, dan saya harapkan agar mereka sadar diri, ya jika tidak mampu lagi, ya jangan dipaksakan, ingat Bung, itu bukan usaha milik pribadi, tapi itu usaha milik rakyat Lingga ini, kalian harus tau itu, kalian harus mengukur kemampuan diri, jika memang tidak punya kemampuan, ya sudah limpahkan saja kepada yang memiliki kemampuan untuk mengelola aset usaha milik daerah itu, atau ada unsur KKN nya dalam proses pengelolaan BUMD ini? apakah sudah terbangun lingkaran setannya? baik itu ditubuh Pengelolanya maupun ditangan orang yang diserahkan Bupati dalam wewenang pengaturannya itu? Ya yang fairlah, jangan arogan begitu, jika tidak ada apa-apanya, ya lakukan yang terbaik demi kemajuan daerah Lingga ini” cetus Satriyadi kesal, Jum’at (26/04/2024)
Tegas Satriyadi lagi “Tentang dana penyerta awal usaha BUMD milik Pemda Lingga tersebut, yang katanya hingga mencapai angka 13 milyar rupiah itu, memang kami dari pengurus LAMI Kabupaten Lingga mengecam keras atas kegagalan pengelola dalam mengembangkannya, dan tentu saja kecaman kami ini jangan dipandang remeh, tolong dievaluasi kinerja pengelolanya itu, kita tidak bisa terima begitu saja statemen mereka sebagai pengelola terhandal kegagalan itu, kami meminta dan menyarankan kepada BPK Pusat, tolong diaudit kembali mereka itu, biar urusan ini jadi terang benderang” demikian pungkas Satriyadi kesal. (Cnk/Suryadi Hamzah/Red)