Teks poto: Gunung Daik Simbol Kampungnya Bangsa Bunian sebagai Penguasa Ghaib di Kabupaten Lingga
Lingga Kepri – Dengan seringnya media ini menyampaikan berita tentang sikap dan perhatian seorang Ansar Ahmad selaku Gubernur Kepulauan Riau terhadap Kabupaten Lingga, memancing beberapa orang masyarakat golongan tua Kabupaten Lingga angkat bicara “Sepertinya Bapak Ansar itu memang boleh dikatakan sangat kurang perhatiannya terhadap kemajuan Lingga ini, kita bisa merasakan kurangnya perhatian Gubernur itu dengan kampung kite ini, kesan Gubernur memang sudah kurang sekali perhatiannya terhadap kebutuhan masyarakat Lingga” sebut salah seorang warga masyarakat Singkep Barat (red), Senin (01/04/2024)
CAHAYANEWSKEPRI.COM – “Tengoklah jalan kite dari Singkep Barat menuju Dabo Singkep itu, hancur lebur tidak terawat, rusak dan bersemak, jalan kita itu sudah banyak memakan korban”
“Lalu Ramadhan kali ini, saya yakin masyarakat negeri Lingga ini kembali dibuat sedih oleh sikap Bapak Gubernur, terase sekali jike Gubernur itu memang sudah benar – benar tidak memperdulikan Lingga ini, bayangkan saja, dimomen Ramadhan ini, sekalipun tidak ada acara Safari Ramadhan Gubernur yang digelar didaerah Lingga ini, terlalu, sekejab sajapun tidak dapat menyediakan waktunya untuk bersilaturrahmi dengan masyarakat lingga ini”
“Jujur saja saya katakan, kealpaan Bapak Gubernur diramadhan tahun ini, sama saja itu ada kesan Gubernur sendiri yang merenggangkan tali silaturrahmi beliau sebagai seorang pemimpin dengan rakyatnya, nampak sekali bahwa, Bapak Gubernur sudah tidak ada lagi kedekatannya secara emosional dengan rakyat yang dipimpinnya”
“Gebyar Safari Ramadhan Gubernur itu sebenarnya sangat ditunggu-tunggu masyarakat Lingga, apalagi para kaum Duafa dan anak yatim, biasanya setiap Ramadhan, mereka sering mendapat santunan dari pemimpinnya, setidaknya berupa pemberian paket sembako dan sedikit Rizki berupa uang untuk zakat fitrah, namun alangkah sedihnya mereka itu, ditahun ini Pemimpin negeri Kepulauan Riau ini tidak menyambangi mereka, tidak bertanya kabar kesusahan mereka”
“Ingatlah Bapak Gubernur, Lingga ini negeri yang tanahnya Berdaulat, ditanah Lingga inilah Sultan dulunya Bertahta, dan jangan dianggap remeh Kedaulatan Bumi Bunda Tanah Melayu ini, Lingga ini negerinya orang bunian, jangan sampai penguasa Lingga yang tidak kasat mata itu murka, orang Melayu lingga masih percaya dengan kalimat “KUALAT”, ingatlah itu, jangan sampai Bapak Ansar selaku Gubernur penguasa negeri ini dapat KUALAT dari mereka yang tidak kasat mata itu”
“Jangan abaikan Kedaulatan Bumi Bunda Tanah Melayu ini, jangan napikan hal-hal ghaib yang masih ada menguasai tanah Lingga ini, jangan lupakan sejarah Lingga sebagai pusat Kerajaan Melayu, tanah Lingga ini tanah Berdaulat, masih ada Kekuasaan yang kasat mata”
“Maaf bukan saya meng agung-agungkan negeri Lingga ini, tapi itulah kenyataannya, tanah Lingga ini masih Berdaulat, Lingga ini tanahnya orang bunian, kampungnya masyarakat yang tidak kasat mata”
“Untuk itu, saya hanya menyampaikan kabar, baik Gubernur maupun calon Gubernur Kepulauan Riau ini kedepan, Lingga ini berjuluk Bumi Bunda Tanah Melayu, dan artinya apa? sudah jelas tanah Lingga ini Bunda atau Ibunya Bangsa Melayu, jadi kami hanya membantu mengingatkan saja, jangan sampai saudara Pemimpin negari ini DURHAKA dengan IBU nya, demikian juga terhadap calon Pemimpin Kepri kedepan, jangan sampai memalingkan muka dan hatinya dari tanah yang melahirkan bangsa Melayu ini” demikian tutur seorang tokoh masyarakat Lingga yang tidak kami sebutkan namanya disini. (Cnk/Suryadi Hamzah/Red)